Palembang-news.com menerima kiriman info/berita seputar Kota Palembang.. kirim info ke ria.pranata@gmail.com... mari kita sukseskan pesta akbar Sea Games 2011... powered by Ria Pranata

Jumat, 04 Maret 2011

Bikin Mogok, Beralih ke BBM

SOPIR angkot di metropolis punya alasan tersendiri, kenapa mereka berbondong-bondong kembali menggunakan premium. Selain sulit mendapatkan BBG ketika ingin mengisi ulang, kendaraan jadi sering mogok. Akibatnya, dari 667 angkot yang telah dipasangi converter kit hingga Februari 2011 tinggal 22 angkot saja yang masih aktif mengisi BBG di stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Sebagian sopir yang tidak lagi menggunakan bahan bakar gas mengeluh, peralatan converter kit yang dipasang sangat mengecewakan sehingga merusak kendaraan.

‘’Hampir seluruh angkot sudah punya tabung (converter kit) tapi banyak yang tidak pakai, saya sendiri juga tidak pakai lagi,’’ kata Pendi, sopir angkot jurusan Km 5-Ampera kepada Sumatera Ekspres Selasa (1/3). Pendi mengaku tidak lagi menggunakan BBG lantaran sulit mendapatkan pasokan bahan bakar tersebut.

‘’Tempatnya jauh dan cuma satu, selain itu saat kita datang ke sana sering tidak ada barangnya. Kadang kalau kita datang di SPBG tidak ada orang,’’ keluh pria yang juga aktif di salah satu partai politik tersebut.

Pendi mengatakan, sebagian rekan sejawatnya juga sudah kembali beralih menggunakan BBM lantaran alat converter kit milik mereka rusak. ‘’Saat ke sana untuk memperbaiki orangnya tidak ada lagi, kawan-kawan juga ngeluh pakai BBG malah membuat mesin mobil rusak hingga jadi mogok makanya mereka balik lagi pakai bensin,’’ tukasnya. Apa ia tidak tergiur menggunakan BBG lantaran lebih ramah lingkungan dan irit? Ditanya demikian Pendi hanya berharap pemerintah memperbaiki lagi sistem yang ada.

‘’Tempat pengisiannya lebih banyak, sudah itu cari solusi alat BBG supayatidak bikin rusak lagi,’’ harapnya. Bagaimana dengan isu adanya penjualan alat converter kit yang diberikan pemerintah oleh sejumlah oknum sopir angkot? Pendi mengaku tidak tau persis. ‘’Tapi sejauh ini belum pernah ada yang jual, kalau mau jual ke mana? Lagipula kalau sewaktu-waktu kita kena razia Dishub dan dicek di mobil tabung kita sudah tidak ada atau dijual bisa disanksi, makanya kita tidak berani jual,’’ akunya.

Meski sebagian besar mengaku kecewa, tapi tidak semua sopir angkot merasakan hal serupa. Tribowo Hartono misalnya, pria yang sudah 6 tahun menjadi sopir angkot jurusan Km 5-Ampera itu mengaku merasakan manfaat positif dari penggunaan BBG.

‘’Lebih hemat, Pak, selain itu pasti juga lebih ramah lingkungan, makanya saya pakai BBG. Bensin buat saya nomor dua, pengganti kalau BBG-nya habis saja di jalan, kan beli BBG tidak bisa beli ketengan kayak bensin,’’ aku Tribowo dijumpai koran ini saat mengisi bahan bakar di SPBG Jl Demang Lebar Daun, Palembang. Apakah BBG tidak membuat mesin angkotnya rusak? Tribowo menggeleng, ‘’Tidak juga Pak, mungkin karena saya ini orangnya tidak rewel jadi mesin saya juga gak rewel.

Sejak setahun menggunakan BBG tidak pernah kejadian mesin rusak, kalau dibilang tarikan lebih lambat, emang narik angkot buat kebut-kebutan kan tidak. Tapi cuma ada suara agak kasar dibanding menggunakan bensin,’’ terangnya. Tribowo malah berharap agar tabung converter kit miliknya yang berkapasitas 12 liter setara premium (LSP) bisa diganti tabung yang lebih besar.


sumber : "Laporan Khusus" Sumatera Ekspres, Jumat 4 Maret 2011
foto : http://palembang.tribunnews.com/foto/berita/2010/1/24/2401jack1.JPG





0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Iklan Baris

Dijual Cream Herbal perawatan wajah, anti merkuri dan hidrokinon, 1 paket @ 150 ribu, aman, uji lab UI. Hubungi 0812-18925912 / 0711-7940999
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money